Pengertian Lengkap Manajemen Strategis
Ilmu manajemen adalah ilmu yang turut
berkembang pesat sehingga Ilmu tersebut memiliki beragam cabang dan beberapa
kajian yang bersifat khusus misalnya ialah manajemen keuangan, manajemen sumber
daya manusia, manajemen produksi, manajemen transportasi, dan muncul kajian
khusus yang lain yaitu Manajemen
Strategik.
Pengertian umum strategi yaitu suatu
proses yang menentukan adanya perencanaan terhadap para top manajer yang
sungguh berarah pada tujuan jangka panjang perusahaan yang disertai dengan penyusunan
akan upaya bagaimana agar mencapai tujuan yang diharapkan. Sementara Pengertian
khusus strategi yaitu suatu tindakan yang bersifat terus-menerus mengalami
peningkatan dan dilakukan sesuai dengan sudut pandang tentang apa yang
diinginkan serta diharapkan oleh para konsumen untuk di masa depan. Dengan
strategi ini maka ada yang hampir dimulai dari apa yang selalu untuk bisa
terjadi dan bukan yang dimulai dari apa yang terjadi.
Dengan terjadinya ada suatu kecepatan
berinovasi pada pasar yang baru dan juga perubahan-perubahan pola konsumen yang
sangat memerlukan kemampuan inti maka hendaknya perusahaan perlu untuk mencari
dan mengambil kemampuan inti atau juga kompetensi inti di dalam bisnis yang
dilakukan. Manajemen Strategik adalah suatu rangkaian aktivitas terhadap
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan komprehensif, dan disertai
dengan penetapan cara aplikasinya yang dibuat oleh pimpinan dan juga
dilaksanakan oleh seluruh pihak-pihak yang terlibat di dalam suatu perusahaan
dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Manajemen strategik ini juga suatu sistem
yang digunakan sebagai satu kesatuan dalam memiliki beragam komponen saling
berkaitan dan mempengaruhi antara satu dan lainnya serta bergerak secara
serentak menuju arah yang sama pula. Bagian ilmu Manajemen Strategik ini
senantiasa akan menyikapi pada dinamika-dinamika yang terjadi baik itu dari
lingkungan internal maupun eksternalnya yang kemudian akan berlanjut dengan
bagaimana cara berupaya untuk menyesuaikan hingga pada akhirnya pada tujuan
yang telah ditetapkan itu dapat segera terlaksana atau direalisasikan dengan
baik.
Manajemen Strategik berdasarkan pada
seluruh ruang lingkup pekerjaannya. Dengan demikian dapat dimanfaatkan secara
baik untuk lingkungan makronya misalnya di dalam manajemen pemerintahan dan
juga dapat dimanfaatkan pula untuk di lingkungan mikronya misalnya di dalam
manajemen perusahaan atau organisasi. Akan tetapi di sini hanya perlu dipahami
bahwa di dalam penggunaan ruang lingkup makro dan mikro ada sejumlah perbedaan
yang begitu mendasar seperti paparan berikut ini.
Kebijakan makro yang harus digunakan dan
diperhatikan yaitu subyek dan objek dalam suatu manajemen tersebut adalah yang
berupa para masyarakat yang bersifat aggregate,
sedangkan untuk ruang lingkup mikro maka perhatiannya pun terhadap subyek dan
obyek di suatu manajemen berupa individual rumah tangga perusahaan atau para
pelanggan yang memakai hasil produksi. Di samping itu mengenai prinsip kerja
untuk manajemen strategik makro kemungkinannya perhatian mengarah pada
efektivitas, sedangkan pada manajemen strategik yang rangkumannya secara mikro
maka harus sesuai kepada prinsip kerja efisiensinya.
Karakteristik Manajemen Strategis
Pada umumnya manajemen ini sungguh berbeda dengan lainnya
dimana manajemen strategi ini senantiasa menyikapi dinamika terjadinya suatu
perubahan lingkungan sehingga bisa mempengaruhi terhadap implementasi manajemen
itu sendiri serta berupaya untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan
dengan sejalan pada hal tersebut maka berikut ini akan ditunjukkan
karakteristik manajemen strategik :
1. Manajemen
strategik bersifat jangka panjang
2. Manajemen
strategik bersifat dinamik
3. Manajemen
strategik merupakan sesuatu yang berpadu oleh manajemen operasional
4. Manajemen
strategik perlu dimotori oleh unsur-unsur pada manajer tingkat puncak
5. Manajemen
strategik berorientasi dan mendekati untuk masa depan
6. Manajemen
strategik senantiasa harus didorong dan didukung dalam pelaksanaannya oleh
semua sumber daya ekonomi yang tersedia
Era globalisasi ekonomi ini untuk
menghadapinya maka dimana kegiatan dalam berusaha bukan saja dibatasi oleh
lingkup batas negara nasional sehingga untuk tingkat perubahan lingkungan serta
dinamika yang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi manajemen
dan kehidupan pekerjaan kemudian dengan sendirinya para pemimpin perusahaan
harus dapat menyikapinya melalui dengan melakukan penyesuaian yang penuh
kebijakan. Maka seharusnya setiap pemimpin dalam perusahaan akan melaksanakan
manajemen strategik bagi perusahaannya.
Rumusan Manajemen Strategis
Manajemen
Strategis merupakan proses menentukan tujuan suatu organisasi, mengembangkan
kebijakan, dan perencanaan untuk mencapai tujuan, serta mengalokasikan sumber
daya untuk mengimplementasikan perencanaan tersebut. Manajemen Strategik
merupakan level tertinggi dalam aktivitas manajemen. Manajemen strategik
bukanlah suatu tugas, melainkan satu rangkaian kemampuan manajerial yang
diterapkan keseluruhan dalam organisasi dengan berbagai fungsi.
Manajemen strategik dapat dilihat sebagai
kombinasi dari rumusan strategi dan implementasi strategi, namun strategi harus
erat dengan tujuannya. Rumusan strategi melibatkan tindakan analisis situasi
baik secara internal dan eksternal, secara mikro dan makro, yaitu mengatur
sasaran, menentukan visi dan misi jangka panjang (peran yang akan diberikan
organisasi tersebutuntuk masyarakat), keseluruhan tujuan korporat (baik
finansial dan strategis), tujuan taktis, dan perencanaan.
Langkah-langkah rumusan manajemen
strategik ini kadang dideskripsikan dengan situasi Anda sekarang yang
menentukan kemana Anda akan melangkah, dan bagaimana cara menuju kesana. Hal
ini sangatlah esensial dalam perencanaan manajemen strategik.
Implementasi manajemen strategik
melibatkan alokasi sumber daya yang secukupnya (finansial, personnel, waktu,
dukungan teknologi), membuat rangkaian tindakan satau struktur alternatif (misalnya tim multifungsi), penugasan
tanggungjawab untuk tugas spesifik atau memprosesnya untuk individu atau grup
tertentu, mengorganisasi proses, mengawasi hasil, membandingkan dengan
benchmark, mengevaluasi kemanjuran dan efisiensi proses, mengontrol variasi,
dan membuat penyesuaian proses bila dianggap perlu.
Ketika mengimplementasikan program
spesifik, manajemen strategik memerlukan syarat sumber daya, mengembangkan
proses, training, mengetes proses, dokumentasi, dan integrasi dengan proses
yang sudah dilakukan secara turun temurun.
Menerapkan Manajemen Strategis
Rumusan dan implementasi strategi
merupakan proses bekelanjutan dan tak berkesudahan yang memerlukan pengkajian
dan reformasi terus menerus, mengingat manajemen strategik itu dinamis.
Manajemen strategik melibatkan pola kompleks aksi dan reaksi. Bisa dikatakan
manajemen strategik itu setengah terencana dan setengah tidak terencana.
Strategi terencana dan muncul, dinamis, dan interaktif.
Estimasi berlebihan terhadap sumber yang
kompeten dan estimasi minim dari waktu yang diperlukan harus dihindari. Pegawai
dan jajaran manajem senior harus berkomitmen memberlakukan keterbukaan
komunikasi. Lebih penting lagi, manajemen harus dapat meramalkan reaksi
lingkungan dan mengatur perubahan yang ditimbulkan nantinya.
Keuntungan Manajemen Strategis
Manajemen Strategik merupakan sebuah
proses di mana manajemen mengambil inisiatif atas izin pemilik bisnis untuk menggunakan
sumber daya dan meningkatkan produktivitas perusahaan mereka. Semua tindakan
harus merefleksikan misi, visi, objektif, dan kebijakan organisasi itu sendiri.
Hal ini dilakukan dengan cara mendesain dan mengimplementasikan program yang
bertujuan untuk meraih tujuan dan sumber daya yang tersedia harus digunakan
secara benar.
Manajemen Strategik merupakan tindakan
tingkat manajerial yang memprioritaskan tujuan dari pada siasat. Manajemen
strategik memberikan arah yang akan diambil organisasi. Bagaimanapun juga, hal
ini tidak hanya terbatas pada manajer, namun juga direktur dan pemegang saham
lain dalam struktur internal manajemen. Manajemen strategik keseluruhan adalah
proses berkelanjutan yang mengontrol organisasi dan industri yang
mempengaruhinya.
Manajemen strategik mengevaluasi
kompetitornya dan menentukan metode untuk menghadapi dan berkompetisi dengan
mereka. Langkah pertama yang diambil dalam manajemen strategik adalah kompilasi
dan penyebaran misi organisasi. Hal ini akan menentukan tindakan yang dapat
diambil oleh organisasi untuk melayani konsumen mereka.
Formasi awal strategi dibadi menjadi
beberapa proses. Hal ini termasuk lingkungan mikro dan lingkungan makro,
evaluasi kompetitor, dan cara menghadapi mereka, dan pertimbangan faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi hasil dari proses tersebut. Setelah
tahap analisis, manajemen akan mulai menetapkan tujuan. Biasanya ada jangka
waktu dan tujuan. Proses ini menitikberatkan pada rumusan visi organisasi,
misi, dan rangkuman tujuan.
Selama melaksanakan rencana strategi,
perubahan di manajemen dapat muncul yang bisa mengakibatkan halangan untuk
berkembang. Penting untuk menetapkan perubahan manajemen yang cukup kompeten
untuk menghindari efek-efek negatif yang mungkin terjadi. Hal ini penting untuk
mendeterminasikan bila telah ada peningkatan ketika mengaplikasikan strategi
dan bila kemajuan yang diperoleh konsisten dengan hasil yang diharapkan.
Pengkajian ulang juga perlu dilakukan untuk mempertimbangkan tantangan baru
teknologi, kompetitor baru, perubahan sosial dan ekonomi, serta minat politis.
Manajemen strategik merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari ilmu manajemen. Hadir sebagai suatu solusi untuk
memberdayakan keseluruhan organisasi (perusahaan) agar secara komprehensif dan
sistematis mampu mewujudkan visi dan misi organisasi tersebut. Selama
bertahun-tahun beragam konsep dan teori yang menjelaskan strategi, terus
dikembangkan. Mulai dari yang menekankan perhatian pada kemampuan organisasi
untuk memaksimalkan sumber-sumber yang dimilikinya dalam menjawab peluang dan
tantangan serta berbagai ketidakpastian yang berasal dari luar organisasi [Porter, 1985], sampai pada kajian yang
menekankan pada kemampuan sumber-sumber internal organisasi untuk mendorong
terjadinya keunggulan kompetitif (competitive
advantages) [Grant, 1991].
Namun demikian, terlepas dari perdebatan
tentang sudut pandang perencanaan strategis suatu organisasi, kedua aliran
jelas memiliki tujuan yang sama yaitu tercapainya sasaran dan tujuan organisasi
melalui cara-cara yang sistematis sehingga keberhasilan yang mungkin terjadi
dapat ditelusuri kembali. Menurut Hunger dan Wheelen, manajemen strategik
adalah seperangkat keputusan serta tindakan manajerial yang menentukan kinerja
jangka panjang dari suatu organisasi (perusahaan) [Hunger dan Wheelen, 1996]. Bagi Fred David,manajemen strategik
adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsi (cross-functional)
yang memberdayakan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Oleh karenanya manajemen strategik
berpusat pada penyatuan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, riset dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk
mencapai keberhasilan organisasi [David,
1996]. SedangkanProses Manajemen Strategik oleh Hitt, Ireland, dan
Hoskisson [Hitt, Ireland, Hoskisson, 1995]
dimengerti sebagai seperangkat komitmen, keputusan, dan tindakan yang
dibutuhkan suatu perusahaan untuk mencapai persaingan strategik dan memperoleh
keuntungan di atas rata-rata.
Alfred Chandler mengatakan bahwa strategi
adalah suatu penentuan sasaran dan tujuan dasar jangka panjang dari suatu
organisasi (perusahaan) serta pengadopsian seperangkat tindakan serta alokasi
sumber-sumber yang perlu untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut [Rumelt, Schendel, dan Teece, 1995].
Dalam kajiannya tentang strategi, Henry Mintzberg mencatat bahwa setidaknya
strategi tidak sekadar memiliki dua elemen definisi, yaitu sebagai perencanaan
(plan) dan pola (pattern). Lebih dalam lagi, ia mengungkap bahwa definisi strategi
telah berkembang dengan tiga ‘P’ baru, yaitu posisi (position), perspektif (perspective),
dan penerapan (ploy) (bandingkan Mintzberg, 1994b dan Mintzberg,
Ahlstrand, dan Lampel, 1998).
Kajian tentang manajemen strategik yang
terus berkembang selalu diarahkan untuk menghasilkan berbagai pendekatan yang
memudahkan organisasi untuk melakukan penyesuaian strategi yang dipilihnya
dalam kerangka menjamin keberhasilan usahanya. Dalam lingkungan bisnis yang
semakin dinamis, bagaimanapun juga organisasi harus sanggup secara konstan
menghadapi perubahan yang demikian cepat [Rainer
dan Chaharbaghi, 1995]. Formulasi strategi harus berupa proses kognitif
dibanding proses konsepsi semata. Dalam kerangka inilah pembelajaran organisasi
menjadi fokus perhatian utama riset dan kemampuan belajar diakui sebagai
satusatunya sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage) (Nonaka, 1991).
Merangkum seluruh paparan di atas, Henry
Mintzberg, Bruce Ahlstrand, dan Joseph Lampel mengidentifikasikan bahwa
formulasi strategi dapat dikelompokkan ke dalamsepuluh aliran pemikiran dan
tiga kelompok pemikiran. Kesepuluh aliran tersebut adalah: Design, Planning, Positioning, Entrepreneurial,
Cognitive, Learning, Power, Cultural, Environmental, dan Configuration. Tiga aliran pertama masuk
ke dalam kelompok Presikriptif yang lebih menekankan pada proses penyusunan
strategi; enam aliran berikutnya masuk dalam kelompok Deskriptif yang
menekankan pada bagaimana strategi dilakukan; dan aliran terakhir identik
dengan kelompok ketiga, yaitu Konfigurasi yang
mengkombinasikan/mengintegrasikan aliran-aliran sebelumnya. (Mintzberg, Ahlstrand, dan Lampel, 1998).
...............................................
Terimakasih
Sumber :
https://moestopo.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/MANAJEMEN-STRATEGIK-Oleh-Dr.-Taufiqurokhman.-M.Si_.pdf
.
.
.
.
.
#jawabannyaadalah
#tanyaaku
#manajemen
#manajemenstrategis
#dirumahaja